CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 10 Mei 2008

memefaatkan minyak goreng bekas

Memetik Berkah Minyak Goreng Bekas


PARA ibu rumah tangga, mungkin kerap kali dibikin pusing dengan minyak goreng yang sudah dipakai untuk memasak. Mau dibuang sayang, tetapi mau dipakai juga mengkhawatirkan karena sudah tidak lagi jernih. Bisa-bisa justru memunculkan penyakit. Ini sekadar pernik-pernik kehidupan dapur, tapi inilah realitas kecil yang sering hilir mudik di sekitar kita.

Seperti diketahui bersama, minyak goreng yang sudah dipakai berulang kali akan mengalami serangkaian reaksi kimia, antara lain hidrolisis, oksidasi termal, dan polimerisasi termal. Untuk itu, kebanyakan ibu rumah tangga akan membuang sisa minyak goreng tersebut setelah tiga atau empat kali menggoreng.

Sebuah penemuan dari dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) Ir Ambar Rukmini MP, mungkin bisa sedikit memecahkan masalah tersebut. Melalui rangkaian penelitian, Ambar telah menemukan teknologi tepat guna yang bisa menjernihkan jelantah.

Cara itu juga tidak begitu susah, yakni dengan mencampurkan atau menggoreng arang sekam dalam kadar tertentu ke dalam minyak goreng yang telah dipakai.

"Satu persen saja arang sekam itu dicelupkan dalam minyak goreng panas selama 30 menit, akan menjernihkan minyak bekas yang secara kimia, fisik, maupun organoleptik, mendekati kualitas minyak yang masih segar," papar Ambar kepada wartawan kemarin.

Ambar menyebutkan, penelitiannya itu, sebenarnya dia lakukan pada 2003 lalu. Penelitian itu sengaja dilakukan, karena banyak minyak goreng bekas yang terbuang. Kalaupun ada yang masih menggunakan, dampaknya bisa merugikan kesehatan masyarakat. Latar belakang seperti inilah, yang kemudian mendorong dirinya melakukan riset secara intens terhadap minyak goreng yang telah dipakai.

Dengan penelitiannya itu, Ambar berhasil meraih predikat dosen terbaik tingkat PTS di Kopertis Wilayah V DIY. Dan saat ini Pembantu Dekan I Fakultas Teknologi Pertanian UWM Yogyakarta ini, juga masuk sebagai salah satu finalis dosen terbaik se-Indonesia. Tentu saja, predikat ini diraih atas kerja keras Ambar ketika berhadapan dengan objek yang ia teliti.

Menurut Ambar, selama proses menggoreng, minyak akan menyebabkan perubahan komposisi asam lemak serta kualitas minyak. Jika dikonsumsi, asam lemak yang berbeda akan menyebabkan perbedaan metabolisme dalam tubuh, bahkan bisa meningkatkan konsentrasi kolesterol plasma.

Penelitian Ambar itu, juga dilakukan pada minyak sawit komersial, yang digunakan untuk menggoreng singkong sebagai contoh sumber karbohidrat, tahu putih sebagai contoh sumber protein nabati, dan lele sebagai contoh sumber protein hewani.

Dalam penelitian itu diketahui bahwa masa guna minyak sawit komersial pada penggorengan singkong hanya 4 kali 5 jam masa penggorengan, sedangkan pada penggorengan tahu putih maupun ikan lele, masing-masing hanya 3 X 5 jam masa penggorengan. "Setelah lewat masa waktu itu, minyak goreng sudah tak layak pakai lagi."

Namun, hal itu bisa diatasi dengan menggoreng 1% bubuk arang sekam dicelupkan selama 30 menit. Hasilnya, minyak goreng yang sudah tidak terpakai itu, secara kimia dan fisik bisa ditingkatkan kualitasnya dan hampir menyerupai minyak pertamanya. Minyak hasil arang sekam itu pun masih layak dipakai walaupun disimpan selama 3 bulan berturut-turut.

Temuan Ambar, jika disebarluaskan ke publik, akan memberi manfaat yang besar bagi ibu-ibu yang sering gemar memasak di dapur. Banyak sekali ibu-ibu yang membuang minyak goreng bekas karena tidak tahu bagaimana harus mengolah.

Paling tidak, temuan Ambar, patut disambut kaum ibu, agar bisa memanfaatkan setitik apa pun minyak goreng bekas, sehingga tidak ada yang tersisa sia-sia. Selamat untuk Ambar, dosen yang penuh dedikasi. Mudah-mudah jejak Ambar bisa diikuti para dosen, yang tidak hanya mengabdi ke dunia teks, tapi juga realitas kehidupan yang sebenarnya. Amirudin Zuhri/B-4
http://www.mail-archive.com/palanta@minang.rantaunet.org/msg01099.html
DI saat harga minyak goreng sedang melangit, tak aneh sebagian masyarakat yang tak memiliki kecukupan uang sering menggunakan berkali-kali minyak goreng yang dibelinya.

Minyak goreng sejenis ini biasanya disebut jelantah. Padahal limbah minyak goreng ini kalau tetap dipaksakan dipakai, bisa membahayakan kesehatan. Namun di tangan, Khotibul Ma'ruf dan Fajar Rizky, dua siswa SD 2 Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur, jelantah itu bisa diolah kembali minimal mendekati bentuk keaslian minyak goreng dari pabrikan.

Dua siswa ini mampu membuat alat sederhana yang berfungsi mendaur ulang jelantah agar seperti awalnya. Alat buatan mereka mampu menjernihkan kembali bekas minyak goreng yang warnanya kehitam-hitaman. Alat tersebut terbuat dari barang-barang bekas rumah tangga.

Alat tersebut, Sabtu (16/6) kemarin ikut diperagakan dalam penilaian lomba kelurahan khususnya bidang pemberdayaan masyarakat tingkat provinsi. Kelurahan Arcawinangun, maju mewakili Kabupaten Banyumas untuk bersaing dengan 11 desa/kelurahan lainnya se-Jateng.

Tiga Tahap

Dalam kesempatan itu, dua siswa tersebut juga memperagakan kerja alat pengolah jelantah kepada Tim Penilai dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemprov Jateng. Alat tersebut juga menjadi salah satu andalan Kelurahan tersebut untuk berkompetisi.

Menurut Fajar dan Khotibul, untuk membuat alat ini tidak membutuhkan biaya yang mahal. Cara kerjanya juga cukup sederhana. Cara kerjanya melalui tiga tahap. Yakni, diawali jelantah dimasukkan dalam botol pertama yang di dalamnya sudah terdapat arang (atas) dan pecahan batu zeloit (bawah) sebesar biji kacang.

Dari botol satu, hasil penyaringan dimasukkan ke botol kedua yang isinya tidak jauh beda dengan botol pertama. Tetapi dalam botol kedua ukuran arang dan zeloit untuk menyaring minyak tersebut harus lebih kecil.

''Dari botol kedua, hasil penyaringan diteruskan ke botol ketiga. Botol ketiga ini untuk mencuci hasil penyaringan itu hingga menghasilkan minyak goreng yang mendekati aslinya,'' tuturnya.

Menurutnya, botol satu dan kedua berfungsi untuk menyaring kotoran. Sedangkan yang ketiga untuk menjernihkan minyak. Penjernihan dilakukan dengan mencampurkan air dan minyak tersebut kemudian ditambahkan soda api. Setelah itu, lanjutnya, tinggal menunggu beberapa menit untuk mendapatkan hasil minyak goreng siap pakai. (55)

3 komentar:

Sarah Noverin mengatakan...

pak/buk apa yg dimaksut dg arang sekam? Apakah sekam kayu atau sekam padi diarangkan? Tolong jelaskan detailsekam kayu atau sekam padi diarangkan? Tolong jelaskan detail cara kerja nya? Untuk seliter minyak berapa arangnya?

zainal.mp@gmail.com mengatakan...

infox sangat menarik, klo bisa tolong dijelaskan secara detail proses penjernihan minyak jelantahnya oleh arang sekam tsb. mkasih sblmx...

Unknown mengatakan...

Saya ady pengusaha resto setiap hari saya bisa memakai 1000 liter minyak goreng dan macam2 yang saya goreng itupun husus seperti minyak buat goreng ayam lele ikan sendiri belum. Yang lain lain lain tolong di bantu cara menjernihkan bagaimana ya