CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Kamis, 13 Maret 2008

Memilih Udang dan Cumi-Cumi


Memilih Udang dan Cumi-Cumi
Berikut ini adalah ciri-ciri udang dan cumi-cumi segar:
Udang
Pilih udang yg masih kelihatan kekar, kaki dan kulitnya tidak mudah lepas begitu pula dengan bagian kepalanya. Kalau bisa, hindari memilih udang yang sudah mulai berwarna kehitaman, udang seperti ini sudah agak lama mati, walaupun tidak busuk. Bau udang segar, masih berciri amis khas udang, namun jika sudah dicampur dengan serbuk es, biasanya bau amis kurang tercium, jadi lebih baik menggunakan indera tangan dan mata untuk memilihnya. Udang yang masih bagus akan mudah tercerai berai jika kita ambil dengan tangan. Jika berani, kita bisa mencicipi udang mentah dengan mengigitnya, yang segar jika digigit masih ‘kemriuk‘.

Cumi-cumi
Warna cumi2 seperti apakah yang sering kita lihat di pasar? Kemerahan? Atau putih keabua-abuan? Inilah ciri khas cumi-cumi, ternyata lewat warnanya kita bisa tahu tingkat kesegaran cumi-cumi. Cumi-cumi yang masih segar warnanya putih agak keabu-abuan, ini saya lihat ketika para nelayan di Paku Haji Tangerang menurunkan hasil tangkapannya (bahkan bbrp ekor masih megap-megap dalam box). Namun lama-kelamaan warna tersebut makin memerah. Cumi2 yg masih segar berwarna putih lebih dominan daripada merahnya, rasanya masih manis jika dimasak. Yang kemerahan masih termasuk bagus apabila saat selaput kemerahannya dikupas, daging cumi2 tsb masih berwarna putih. Makin lama umur cumi tersebut mati, maka saat selaputnya dikupas, daging yang berwarna putih itupun akan turut berwarna kemerahan.
Meskipun tidak terlalu baik, daging cumi yg setelah dikupas berwarna kemerahan masih bisa diselamatkan, caranya dengan menyiramkan air mendidih. Cuma memang rasanya tidak senikmat yang masih segar.

Jangan heran, jika kita membeli udang/cumi-cumi, kemudian kita timbang kembali dirumah, susutnya agak lumayan, apalagi jika ditiriskan. Jika timbangan di pedagang termasuk JUJUR, hal inidisebabkan kedua jenis hewan ini banyak mengandung air. Kadang-kadang cumi-cumi bisa susut sampai 10%.

Bagaimana jika kita belanja didaerah wisata (Indonesia khususnya) yang karakter pedagangnya tidak kita ketahui? Hati2lah dengan timbangan mereka. Meski mereka menggunakan timbangan gantung, seringkali garis2 di batang timbangan mereka akali. Jadi bisa2 maksud kita beli 1 kg, ternyata hanya ada 5-6 ons (ini saya alami di anyer).
Supaya kita bisa menghindari hal ini, tegaslah kepada para pedagang, untuk memeriksa timbangan mereka dan melakukan perbandingan secara kasar dengan botol air minum kemasan misalnya AQUA atau merek lainnya yang masih baru. Kemasan air minum botol besar berisi 1500 ml, dengan BJ air= 1 gr/mL, maka beratnya sekitar 1,5 kg. Jika dengan timbangan pedagang beratnya kira2 1,5 kg, maka tidak ada masalah dengan timbangan tsb. Tapi jika ditimbang ternyata lebih berat, sudah bisa dipastikan, timbangan pedagang tsb bermasalah.

Atau, jika kawan2 memiliki timbangan digital mungil seperti TANITA, kenapa tidak dibawa saja? Toh tidak makan tempat di bagasi.

Ciri-ciri diatas saya dapat dari pengalaman saja, ditambah baca referensi sana sini. Mudah-mudahan berguna bagi para penggemar seafood.

0 komentar: